fbpx

Fisika Cahaya, Tafakur dari Lukisan Alam Lewat Cahaya

Allah menciptakan negeri katulistiwa ini dengan keindahan dan kesempurnaan. Allah berkahi bentang alam yang sangat indah di negeri katulistiwa ini. Allah ciptakan pegunungan, perbukitan, daratan dan lautan yang indah dan menyejukkan mata. Allah ciptakan hijaunya pegunungan, elok warna-warninya bunga, serta birunya lautan sebagai lukisan karya Sang Maestro alam semesta di bumi nusantara. Sudah sepantasnya kita bersyukur dan terus belajar untuk menambah keindahan sumber daya manusia sebagai subjek utama yang akan menghiasi bumi pertiwi ini.

Gambar 1. Bentang alam di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Indonesia

Lukisan alam karya Allah akan menambah takjub dan takbir yang selanjutnya tunduk dan patuh kepada-Nya jika kita amati fenomena fisika yang terjadi di dalamnya.

Lantas, bagaimana kita mengkajinya?

Takjub pada keindahan alam berarti kita sedang kagum pada proses pengelihatan. Kagumnya kita pada proses pengelihatan, berarti kita sedang membaca “ayat cahaya” yang melintas, melukis dihadapan kita.

Bagaimana cahaya bisa melukis?

Saat membaca tulisan ini, coba bayangkan Anda berada di tanah lapang dan melihat ke horizon. Anda akan melihat cahaya berwarna putih bukan? Nah, sekarang bayangkan Anda berada di atas bukit, bayangkan indahnya bentang alam yang hijau menyejukkan mata. Sekarang Anda fokuskan membayangkan indahnya taman bunga yang penuh warna-warni menentramkan jiwa.

Gambar 2. Warna-warni taman bunga di Taman bunga Nusantara, Bogor.

Cahaya yang sampai ke mata kita bukanlah cahaya tunggal yang seperti kita bayangkan di tanah lapang saat melihat horizon. Cahaya yang sampai ke mata kita adalah cahaya yang terdiri dari spektrum warna yang beragam seperti halnya warna warni bunga, warna dedaunan yang hijau. Kita menyebut cahaya yang beragam warnanya tersebut disebut sebagai cahaya polikromatis. Cahaya secara fisis merupakan bentuk gelombang elektromagnet yang mampu merambat di ruang hampa. Cahaya juga bisa dipandang sebagai partikel-partikel yang terpaket energinya disebut foton. Sebagai gelombang dan juga partikel cahaya memiliki spekrum dari panjang gelombang 400-700nm yang menentukan warna dan energinya.

Saat cahaya merambat dan mencapai permukaan suatu benda, cahaya dapat dipantulkan, diserap, dibiaskan, dibelokkan, bahkan dihamburkan. Proses inilah yang menjadikan cahaya sebagai ayat Allah dalam melukiskan indahnya alam nusantara ini.

Apabila kita inginkan membahas indahnya warna bunga dan dedaunan mari kita fokus pada proses serapan cahaya. Benda-benda di alam ini punya karakter unik saat menyerap cahaya. Daun dan bunga misalnya, daun dan bunga memiliki “alat” yang memungkinkan mereka menyerap dan memancarkan atau memantulkan warna cahaya tertentu. Daun memiliki klorofil yang menyerap cahaya pada rentang 400-500 nm yaitu warna ungu sampai dengan biru, selain itu daun juga menyerap cahaya pada rentang 600-700 nm yaitu kuning sampai dengan merah. Secara sederhana hanya warna hijau saja yang tidak diserap yaitu pada rentang 500-600 nm. Spektrum serapan klorofil ini dapat ditunjukkan pada Gambar 3.

Lalu kemanakah warna hijau setelah menumbuk daun?

Warna hijau saat suatu cahaya menumbuk daun tersebut akan dipantulkan. Artinya saat kita melihat dedaunan, cahaya hijau akan mencapai mata kita dan cahaya dengan panjang gelombang 500-600 nm tersebut akan kita kenal warna hijau yang menyejukkan mata.

Secara sederhana apabila kita melihat benda berwarna merah maka warna merah akan dipantulkan maupun diteruskan ke mata kita, sedangkan warna yang lain akan diserap.

Gambar 4. Cara cahaya melukis warna

Bagaimana warna langit yang biru, awan yang berwarna putih bisa terbentuk? 

Warna benda padat dipengaruhi oleh peristiwa serapan dan pantulan cahaya. Pada gas sensasi warna yang kita lihat dapat berasal pada fenomena lainnya seperti hamburan caharan cahaya (scattering). Saat siang hari cahaya matahari akan dihamburkan oleh partikel-partikel di atmosfer kita. Akibat peristiwa hamburan tersebut tidak semua cahaya sampai kepada kita. Peristiwa hamburan cahaya merupakan peristiwa membeloknya arah cahaya akibat partikel penghambur. Sebagian besar cahaya yang sampai kepada kita adalah cahaya dengan panjang gelombang warna biru, sehingga kita akan melihat warna langit kita berwarna biru. Peristiwa hamburan sangat bergantung pada ukuran partikel penghambur. Ukuran partikel awan lebih besar dibandingkan dengan ukuran rata-rata penyusun atmosfer kita (udara, debu). Hal ini dikarenakan sebagian besar kandungan awan adalah uap air. Pada kasus ini dapat kita jelaskan bahwa fraksi cahaya yang terhambur memiliki jumlah yang sama besar. Komposisi warna gelombang cahaya yang sampai kepada kita akibat hamburan cahaya di awan tersebut mengakibatkan awan berwarna putih.

Maha besar Allah yang menciptakan warna dengan spektrum yang memungkinkan Kita melihat warna-warni dunia ini, khususnya alam bumi nusantara ini.

Oleh : Susanto, S.Si

Share
×
Assalamualaikum

Terima kasih telah berkunjung ke website Cahaya Rancamaya Islamic Boarding School. Silakan klik nama di bawah.

× Tanya Kami